Invasi Mongol ke Jawa

Sejarah Invasi Mongol ke Tanah Jawa


Peta Kekaisaran Mongol

Genghis Khan







Pada abad ke-13, Kekaisaran Mongol merupakan kekaisaran yang mendominasi dunia, mulai dari dataran China hingga Rus Kiev, Kekaisaran Mongol telah menaklukkan dan menguasai sepanjang daerah tersebut. Puncak kejayaan Kekaisaran Mongol dicapai pada saat mereka  dipimpin oleh seorang Khan agung yang dikenal sebagai Genghis Khan (Jenghis Khan). Kunci keberhasilan Kekaisaran Mongol ini terletak pada kavaleri berkuda dan pasukan pemanah yang sangat kuat. Setelah Genghis Khan wafat di tahun 1227, Ogedei Khan, putra Genghis Khan meneruskan tahta sebagai Khan Agung, yang kemudian dilanjutkan oleh Guyuk Khan dan kemudian Mongke Khan. Setelah Mongke Khan wafat (1259), tidak ada penerus jelas yang ditetapkan untuk mewarisi Kekaisaran Mongol, sehingga terjadi perang saudara diantara garis keturunan Genghis Khan, seperti Tolui, Kubilai, Berkei, Hulagu, dll. Hal ini menghasilkan perpecahan di Kekaisaran Mongol, pada akhirnya melalui beberapa pertempuran, wilayah Kekaisaran Mongol terbagi menjadi empat kekhanan (Khanate), yakni:
  • Gerombolan Emas (Golden Horde), didirikan oleh Batu Khan, wilayahnya meliputi Volga, Pegunungan Ural, Laut Aral, Laut Hitam, dan Siberia Barat. 
  • Kekhanan Chagatai, didirikan oleh Chagatai Khan, wilayahnya meliputi Asia Tengah, Afghanistan, Danau Balkhash
  • Ilkhanate, didirikan oleh Hulagu Khan, wilayahnya meliputi Iran, Irak, Anatolia, dan Turkistan
  • Dinasti Yuan, didirikan oleh Kubilai Khan, wilayahnya meliputi dataran China, Semenanjung Korea, dan Mongolia.
Peta Pembagian Wilayah Kekaisaran Mongol






Kubilai Khan
Setelah Mongol terpecah, para penerusnya menjalankan kekhanannya masing-masing dan mengejar tujuan/kepentingan kekhanannya sendiri. Salah satu khan penerus Mongol, yakni Dinasti Yuan yang dipimpin Kubilai Khan, ingin memperluas wilayahnya. Salah satu wilayah yang diincar oleh Kuilai Khan adalah Kerajaan Singasari di Pulau Jawa yang dipimpin oleh Raja Kertanegara. Men Shi, utusan Kubilai Khan datang kehadapan Raja Kertanegara untuk menuntut Kerajaan Singasari tunduk pada Dinasti Yuan dan menyerahkan upeti kepada Kubilai Khan. Raja Kertanegara marah dan memotong telinga serta mencap wajah utusan itu dengan besi panas, kemudian mengusirnya dengan kasar. Ketika mendapati bahwa utusannya ditolak dan diperlakukan kasar, Kubilai Khan mulai berencana untuk menyerbu Kerajaan Singasari. Namun, ada satu permasalahan, yakni Kerajaan Singasari memiliki wilayah laut yang luas. Meskipun Kekaisaran Mongol mempunyai kavaleri dan pemanah yang hebat seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pertempuran laut adalah kelemahan mereka. Orang Mongol tidak memiliki pengetahuan ataupun teknologi yang memadai untuk menghadapi pertempuran laut. Berdasarkan sejarahnya, hampir semua pertempuran orang Mongol yang melibatkan laut/sungai berakhir dengan kekalahan mereka, seperti Invasi Mongol ke Jepang (1281) dan Invasi Mongol ke Vietnam (1258). Maka dari itu, Kubilai Khan menggunakan orang-orang China sebagai tentara yang telah mereka taklukkan sebelumnya untuk bertempur melawan Kerajaan Singasari. Pasukan itu dipimpin oleh tiga orang perwira yakni: Shi-bi dari Mongol, Ike Mese dari Uyghur, dan Gaoxing dari China

Ketika pasukan Yuan sedang melakukan persiapan untuk menyerang Singasari, terjadi kejadian tak terduga di Kerajaan Singasari, yakni terjadi pemberontakan oleh Jayakatwang, adipati Kediri yang menggulingkan Kerajaan Singasari dan membunuh Kertanegara. Salah satu keluarga Kertanegara, yakni Raden Wijaya berhasil melarikan diri ke daerah Sumenep, Madura dan meminta bantuan dari penasehat Kerajaan Singasari disana, yakni Arya Wiraraja. Oleh Arya Wiraraja, Raden Wijaya disarankan untuk menyerahkan diri pada Jayakatwang. Pada akhirnya Raden Wijaya melakukan hal itu, dan atas jaminan dari Arya Wiraraja, Jayakatwang menerima penyerahan diri Raden Wijaya dan memberikan wilayah di Hutan Tarik, Sidoarjo untuk Raden Wijaya kembangkan menjadi desa baru yang tujuan utamanya adalah sebagai tempat berburu Jayakatwang. Desa yang dibangun oleh Radenn Wijaya, ia beri nama Majapahit. Nama itu diambil karena pada saat pembangunan desa itu, salah satu pekerja memakan buah maja dan rasanya sangat pahit, mulai dari situlah desa tersebut bernama Majapahit. 


Armada Mongol menuju Pulau Jawa
Di sisi Mongol, mereka sudah siap dan mulai perjalanan dari Dinasti Yuan menuju Jawa. Namun, mereka sempat berhenti dahulu di Pulau Sumatera untuk meminta bantuan. Pada akhirnya 20.000 pasukan utama Mongol tiba di Pulau Jawa di tahun 1293, Raden Wijaya yang melihat kedatangan mereka memberi tahu pasukan Yuan, bahwa Raja Kertanegara telah tewas dan Jayakatwang adalah penggantinya. Raden Wijaya pada saat ini sedang mencoba bersekutu dengan pasukan Yuan untuk mengalahkan Jayakatwang, sebagai gantinya bila pasukan Yuan membantu Raden Wijaya mengusir Jayakatwang, Raden Wijaya akan tunduk kepada Dinasti Yuan dan akan menyerahkan dua putrinya untuk diserahkan pada Kubilai Khan. Mendengar tawaran Raden Wijaya, perwira Yuan itu setuju dan mulai menyerang Jayakatwang. Meski pasukan Raden Wijaya ikut bertempur, pasukannya hanya berada di garis belakang dan tidak terlibat langsung dengan pertempuran. Pada akhirnya Jayakatwang dikalahkan oleh Pasukan Yuan dan Raden Wijaya. 

Setelah Jayakatwang dikalahkan, Raden Wijaya kembali ke Majapahit untuk mengambil upeti dan dua putrinya seperti yang telah dijanjikan. Raden Wijaya juga meminta untuk membawa sebagian pasukan Yuan untuk membantunya membawa upeti, namun tidak membawa senjata karena Raden Wijaya beralasan putrinya tidak tahan bila melihat senjata. Kemudian dalam perjalanannya, tiba-tiba pasukan Yuan yang menemani Raden Wijaya diserbu oleh pasukan Raden Wijaya. Pasukan Yuan yang tidak bersenjata itu langsung menyerah dihadapan Raden Wijaya. 

Pasukan Raden Wijaya kemudian menyerang sisa pasukan Yuan, bersama perwiranya yang sedang berpesta merayakan kemenangan mereka atas Jayakatwang. Penyerangan itu mengejutkan pasukan Yuan dan mereka mulai mundur kembali ke daerah pantai. Sepanjang perjalanan, pasukan Yuan meninggalkan banyak harta rampasan, yang kemudian harta itu diambil oleh Raden Wijaya. Pasukan Yuan yang kelelahan, berhasil mencapai pantai dan pergi meninggalkan tanah Jawa dengan hasil rampasan seadanya, namun masih membawa tahanan Jayakatwang beserta keluarganya untuk dibawa kembali ke Dinasti Yuan. Melihat pasukannya yang dihabisi oleh Raden Wijaya, Kubilai Khan marah besar dan menghukum para perwira tersebut. Pada beberapa bulan berikutnya, ia melancarkan beberapa serangan kecil ke tanah Jawa, namun berhasil dikalahkan. Bahkan Kubilai Khan berencana untuk kembali menyerang Jawa, namun rencana ini tidak terlaksana karena Kubilai Khan wafat di tahun 1294, dan Dinasti Yuan diteruskan oleh Temur Khan, cucunya. Temur Khan lebih bersifat baik dan damai dibanding dengan Kubilai Khan. Sehingga Temur Khan tidak akan menyerang Jawa.

Sementara itu, Raden Wijaya mendirikan sebuah kerajaan baru di Jawa, yakni Kerajaan Majapahit. Pertempuran ini memperkenalkan senjata dan bubuk mesiu kepada masyarakat Jawa. Dimana senjata baru ini akan digunakan oleh Kerajaan Majapahit untuk menguasai Nusantara.

Raden Wijaya

Peta Wilayah Kekuasaan Kerajaan Majapahit


Cetbang (Senjata api Kerajaan Majapahit)

Komentar

Postingan Populer