Rangkuman Materi Teks Editorial

Rangkuman Materi Bahasa Indonesia Teks Editorial


A. Pengertian

Teks editorial/tajuk rencana adalah teks yang berisi pendapat pribadi redaksi terhadap suatu isu/masalah aktual.


B. Ciri-Ciri

1. Aktual dan faktual
  • Teks mengangkat informasi yang tengah hangat diperbincangkan di masyarakat, serta mengedepankan fakta yang terjadi.
2. Sistematis dan logis
  • Penyusunan teks editorial harus sistematis, yang berarti harus memenuhi struktur dan kaidah kebahasaan. Teks juga harus logis, artinya masuk akal dan tidak imajinatif.
3. Argumentatif
  • Teks berisi pendapat pribadi dari redaksi. Dimana teks ini mengutarakan argumen-argumen yang ada dalam sudut pandang redaksi.

 

C. Struktur Teks

1. Pengenalan isu (Tesis)
  • Merupakan bagian pendahuluan teks editorial yang berfungsi memperkenalkan isu/masalah yang akan dibahas dalam bagian berikutnya. Pada bagian ini, isu disajikan dengan peristiwa persoalan yang aktual, fenomenal, dan kontroversial.

2. Penyampaian pendapat/argumen
  • Bagian pembahasan berisi tanggapan redaksi terhadap isu yang sudah diperkenalkan di tesis.

3. Penegasan
  • Penegasan teks editorial berupa simpulan, saran, atau rekomendasi. Di dalamnya terselip harapan redaksi kepada pihak terkait dalam menghadapi/mengatasi persoalan yang terjadi.

D. Kaidah Kebahasaan

1. Menggunakan kalimat retoris: 
  • Kalimat pertanyaan yang tidak ditujukan untuk mendapat jawaban, bertujuan agar pembaca dapat merenungkan masalah yang dipertanyakan.
  • Contoh: Benarkah pemerintah tidak tahu atau tidak diberi tahu mengenai rencana Pertamina menaikan harga elpiji?
2. Menggunakan kata-kata populer: 
  • Kata yang sering dipakai masyarakat pada umumnya, sehingga mudah bagi khalayak umum untuk mencernanya. 
  • Contoh: Pencitraan, menegarai, penilaian, suntikan, pengamatan, dll.
3. Menggunakan kata ganti penunjuk: 
  • Kata ganti penunjuk yang merujuk pada waktu, tempat, atau lainnya yang menjadi fokus ulasan. 
  • Contoh: ini, itu, itulah, di sana, di sini, begitu, dll.
4. Menggunakan konjungsi kausalitas: 
  • Konjungsi yang menyatakan sebab-akibat. 
  • Contoh: sebab, karena, oleh sebab itu, oleh karena itu, sehingga, dengan demikian, dll.
5. Menggunakan verba mental: 
  • Kata kerja yang menunjukan perbuatan fisik/peristiwa. 
  • Contoh: Membaca, menulis
6. Verba relasional
  • Kata kerja yang mengubungkan subjek dan pelengkap.
  • Contoh: Adalah, merupakan, memiliki, mempunyai, dll.
7. Adverbia kuantitatif: 
  • Adverbia yang menggambarkan makna berhubungan dengan terjadinya sesuatu yang diterangkan adverbia tersebut. 
  • Contoh: Selalu, biasanya, sering, kadang-kadang, jarang, sebagaian besar, dll.

E. Contoh Teks Editoral


CBT, Pengembangan Teknologi Pendidikan di Indonesia


            Di masa kini, pendidikan sangatlah penting dalam menjalani kehidupan. Tak dapat dipungkiri bahwa tanpa pendidikan masyarakat Indonesia akan tertinggal jauh oleh negara lain. Oleh karena itu, banyak sekali upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia tentang kemajuan pendidikan. Salah satu contoh pengupayaan nya adalah teknologi yang digunakan dalam suatu proses pendidikan, karena teknologi merupakan salah satu faktor untuk berkembangnya suatu negara.
            Baru-baru ini tidak jarang orang yang membicarakan mengenai Ujian Nasional dengan berbasis computer. Itulah salah satu upaya pengembangan teknologi di Indonesia.
           Computer Based Test atau yang sering disebut dengan istilah CBT ini memang sudah seharusnya diberlakukan pada sistem UN di Indonesia. Pada dasarnya, sistem ini tidak hanya untuk pengembangan teknologi saja, namun sistem ini juga lebih efisien dan lebih hemat dibanding dengan Paper Based Test yang harus mencetak soal ke dalam kertas. Padahal, peserta Ujian Nasional sangatlah banyak, dapat mencapai jutaan peserta. Tidak hanya itu, biaya pengiriman naskah soal pun tidak sedikit.
            Pemanfaatan teknologi seperti itu sebenarnya sangatlah meringankan. Manfaat yang diberikan nya pun tidaklah sedikit. Manfaat tersebut tidak hanya didapat oleh pemerintahan saja. Untuk siswa, mereka akan lebih terbantu, karena mereka sudah tidak fokus menghitamkan jawaban. Selama ini, faktor menjawab pada kertas LJK sangatlah memengaruhi pada nilai mereka. Mereka hanya tinggal klik jawabannya. Jadi, waktu nya tidak terbuang sia-sia.
            Kendala dari program tersebut adalah beberapa masyarakat yang belum bisa menyetujui hal tersebut. Mereka menganggap bahwa CBT tersebut akan membebankan siswa, terutama pada siswa yang belum lancar dalam masalah teknologi. Padahal,dengan itu mereka akan termotivasi untuk lebih bisa dalam teknologi seperti computer, karena pada dasarnya saat ini banyak sekali test-test yang menggunakan sistem CBT. Mereka yang tidak setuju, masih belum bisa untuk diajak berjalan menuju suatu perubahan yang lebih baik. Kecenderungan seperti itu dapat memengaruhi daya pengembangan, kreasi dan kreativitas. Padahal, untuk menjadi suatu negara yang maju, berubah itu perlu, berubah untuk yang lebih baik.
                Suatu negara memerlukan suatu kondisi paling tidak sejajar dengan negara lain yang ada di dunia. Indonesia merupakan negara berkembang dan Indonesia sendiri perlu suatu kemajuan.

Komentar

Postingan Populer